Pusat Studi Bencana Universitas Andalas (UNAND) terus berkomitmen dalam upaya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi ancaman bencana, khususnya potensi gempa megathrust di Sumatera Barat. Komitmen ini diperkuat melalui penyelenggaraan kuliah umum kebencanaan dengan kehadiran langsung Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, yang sekaligus menandai sinergi strategis antara UNAND dan BNPB.
Dalam kuliah umum tersebut, Letjen TNI Suharyanto menekankan bahwa Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana alam yang sangat tinggi, menempati peringkat kedua secara global. Beliau mengingatkan pentingnya masyarakat untuk tetap siaga tanpa dihantui ketakutan berlebihan, serta mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk proaktif dalam menyelenggarakan pelatihan kebencanaan.
Rektor UNAND, Prof. Dr. Efa Yonnedi, Ph.D., memaparkan berbagai inisiatif UNAND dalam pendidikan dan manajemen bencana. Program-program ini mencakup integrasi mata kuliah terkait bencana di berbagai fakultas, pendirian Pusat Studi Manajemen Bencana, hingga pembukaan Program Magister Manajemen Bencana. Selain itu, Rumah Sakit UNAND juga telah ditetapkan sebagai rumah sakit evakuasi dan rujukan akhir bencana, dilengkapi dengan kapasitas dan tenaga medis yang memadai.
Sinergi antara BNPB dan UNAND ini diharapkan dapat membangun masyarakat yang lebih tangguh dan berdaya dalam menghadapi potensi bencana. Pusat Studi Bencana UNAND, sebagai bagian integral dari upaya ini, akan terus berkontribusi aktif dalam mewujudkan visi UNAND sebagai "Kampus Berdampak" yang memberikan solusi nyata bagi tantangan kebencanaan di tengah masyarakat.