Gedung Bank BRI Payakumbuh yang dibangun pada tahun 2022 telah mengalami penghentian pekerjaan/putus kontrak saat progres pekerjaan sekitar 80%. Sehubungan dengan akan dilanjutkannya pembangunan kantor BRI Payakumbuh dan adanya kebutuhan untuk penilaian kelayakan (Audit) terhadap gedung tersebut, maka manajemen Bank BRI perlu melakukan audit building pembangunan kantor BRI Payakumbuh.
Untuk pekerjaan audit building pembangunan kantor BRI Payakumbuh ini, pihak owner mempercayakan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Andalas (LPPM UNAND) untuk melakukan pekerjaan ini.
Tim ahli LPPM Unand telah melakukan survei lapangan dan melihat kondisi eksisting gedung, serta melakukan pengamatan secara visual pada sejumlah titik bangunan. Disamping pengambilan data tersebut, tim juga telah mempelajari gambar disain (DED) bangunan, analisis struktur bangunan serta memberikan rekomendasi perbaikan dan perkuatan terhadap pembangunan bangunan tersebut.
Maksud dari pekerjaan audit building pembangunan gedung kantor Bank BRI Payakumbuh ini adalah melakukan identifikasi perbandingan antara desain perencanaan dengan kondisi eksisting yang terpasang dilapangan, analisis terhadap kekuatan struktur gedung, dan rekomendasi perbaikan/ perkuatan struktur bangunan tersebut.
Tujuan dari Pekerjaan audit building struktur gedung Bank BRI Payakumbuh ini adalah :
- Mendapatkan data secara detail kondisi eksisting gedung Bank BRI Payakumbuh.
- Melakukan perbandingan antara desain perencanaan dengan kondisi eksisting yang terpasang di lapangan.
- Melakukan analisis struktur eksisting sesuai dengan peraturan bangunan (SNI) terbaru.
- Memberikan kesimpulan tentang kelayakan struktur bangunan dan rekomendasi metoda perbaikan/perkuatan jika diperlukan.
Berdasarkan hasil survei lapangan dan evaluasi kondisi eksisting Gedung Bank BRI Payakumbuh diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
- Berdasarkan hasil pengukuran, terdapat perbedaan pada beberapa dimensi elemen struktur beton terpasang (terutama kolom) dengan gambar rencana (DED). Beberapa kolom memiliki selimut beton yang sangat tebal (tidak sesuai dengan gambar DED) untuk memenuhi dimensi penampang kolom.
- Pada beberapa elemen struktur bangunan balok dan pelat lantai, ditemukan banyak terjadinya segregasi beton serta tidak adanya selimut beton pada bagian bawah elemen struktur tersebut, yang menyebabkan terjadinya korosi pada tulangan (besi) beton.
- Terdapat beberapa kerusakan pada elemen non-struktural, seperti keretakan pada beberapa dinding bangunan akibat pekerjaan finishing yang kurang sempurna dan keretakan (pecahnya) kaca fasad bangunan.
- Terdapat beberapa elemen struktur terpasang yang tidak sesuai dengan gambar DED, seperti tangga bangunan dari lantai 1 ke lantai 2 (lebih lebar dari DED), perubahan dan penambahan balok pada area tangga, perubahan luas lantai dag beton, penambahan balok anak pada lantai dag beton serta perubahan kuda-kuda dan atap bangunan.
- Pelaksanaan kuda-kuda baja WF berbeda (tidak sesuai) dengan gambar rencana, diantaranya:
- Dimensi Baja WF baik kolom maupun balok lebih besar dari gambar rencana dan dari hasil analisa struktur dimensi terpasang memiliki kapasitas yang lebih besar dari gaya yang bekerja.
- Baut untuk sambungan balok dan kolom yang dipasang berbeda dengan gambar rencana dan hasil analisa struktur menunjukkan bahwa kapasitas baut terpasang masih lebih besar dari pada beban yang bekerja pada baut.
- Angkur yang terpasang berbeda dengan gambar rencana dan angkur terpasang, namun masih memenuhi/ aman terhadap beban yang bekerja.
- Besi ikatan (kait) angin yang terpasang tidak sama dengan gambar rencana baik cara pemasangan maupun diameternya, namun sistem pemasangan kait angin sudah dilakukan dengan benar dengan kapasitas yang cukup.
- Berdasarkan hasil pengujian mutu material, didapatkan mutu beton rata-rata terendah hasil hammer test adalah sebesar 249,89 kg/cm2, dimana mutu beton rencana sesuai DED adalah sebesar 250 kg/cm2 (K-250).
- Analisis struktur dengan menggunakan mutu beton hasil hammer test diperoleh hasil sebagai berikut :
- Kapasitas lentur balok lebih besar dari beban luar yang bekerja sehingga balok mampu memikul beban yang bekerja kecuali pada Balok B10, dimana kapasitas lentur baloknya lebih kecil dari beban luar yang bekerja sehingga balok tersebut perlu diperkuat (retrofit).
- Kapasitas geser balok lebih besar dari beban geser yang bekerja.
- Gaya luar kombinasi lentur dan aksial pada kolom masih lebih kecil dari kapasitas kombinasi lentur aksial kolom (diagram interaksi).
- Kapasitas geser kolom lebih besar dari gaya geser yang bekerja.
- Pondasi terpasang masih aman terhadap beban yang bekerja, dan dari hasil pengamatan di lapangan tidak ditemukan tanda-tanda penurunan pondasi, baik penurunan parsial maupun penurunan total.
Presentasi hasil survey kelayakan bangunan pada pimpinan BRI