Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) yang bertugas di Nagari Aie Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, baru-baru ini menyelesaikan sebuah program penting dalam rangka mendukung mitigasi risiko bencana di wilayah tersebut.
Pemasangan Early Warning System ini dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu, 16&17 Agustus 2025, sebagai alat peringatan dini untuk bencana longsor dan banjir bandang yang kerap melanda kawasan pegunungan dan lembah di sekitar Nagari Aie Angek.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja kelompok KKN Unand yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi dan mengantisipasi bencana alam. Dengan melibatkan partisipasi perangkat nagari, pemasangan EWS dilakukan pada lokasi-lokasi strategis yang dianggap rawan terjadi longsor dan banjir, seperti tebing curam dan area aliran sungai.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN sekaligus Ketua Tim Pengabdian adalah Prof. Fauzan, yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Manajemen Bencana (MMB) dan Ketua Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Andalas. Dalam pelaksanaan PKM ini, beliau didampingi oleh tim ahli dari PSB yang juga merupakan dosen Prodi MMB Unand, yaitu Prof. Abdul Hakam, Prof. Febrin Anas Ismail, Prof. Yenny Narny, Prof. Bambang Istijono, Drs. Rinaldi Eka Putra, Zaini, S.T., M.Sc., Ph.D., dan Dr. Ir. Basril Basyar.
Sistem EWS yang diaplikasikan adalah teknologi sederhana namun efektif, memadukan sensor manual dengan sistem alarm suara yang mampu memberikan peringatan secara cepat saat ada indikasi perubahan lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana. Selain pemasangan EWS, kelompok KKN Unand di Aie Angek juga menjalankan berbagai program lainnya, seperti edukasi desa wisata tangguh bencana.
Pemasangan EWS ini berangkat dari hasil pengamatan dan analisis risiko bencana di Nagari Aie Angek. Berdasarkan data historis dan survei lapangan, daerah ini memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap longsor dan banjir akibat kondisi geografis dan pola curah hujan yang ekstrem.
Melalui pemasangan EWS ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan siap dalam menghadapi potensi bencana, sehingga risiko korban jiwa dan kerugian materi dapat diminimalisir. Serta diharapkan keberadaan sistem ini dapat menjadi bagian dari upaya mitigasi bencana jangka panjang yang melibatkan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah nagari, dan akademisi.
Kegiatan pemasangan Early Warning System oleh mahasiswa KKN Unand di Nagari Aie Angek ini menjadi salah satu contoh nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membantu masyarakat menghadapi tantangan lingkungan dan meningkatkan ketahanan sosial.
Meski masih menghadapi kendala seperti kestabilan jaringan komunikasi dan pemeliharaan alat, program ini dinilai sebagai langkah strategis. Integrasi antara teknologi EWS dan pengelolaan sungai diyakini mampu memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi bencana hidrometeorologi.
“Penerapan sistem ini bisa menjadi model mitigasi yang efektif dan dapat direplikasi di wilayah lain yang memiliki risiko serupa di Sumatera Barat,” Ujar Prof Fauzan.
Kegiatan pemasangan berlangsung lebih kurang 2 hari dengan berakhir di Minggu sekitar jam 10 malam tanggal 17 Agustus. Para tim di dampingi Wali Jorong Kapalo Koto, Popy Kurniawan selama proses survey dan berakhirnya pemasangan EWS.
Ada sekitar 10 mahasiswa dari berbagai jurusan yang terlibat dalam proses pengerjaan EWS ini, mereka adalah:
1. Rayhan Assiddiqqy Lionar (Teknik Komputer)
2. Rizqi Fadhiya Assyukran (Teknik Mesin)
3. Lina Syahmina (Teknik Industri)
4. Rudra Adrika Rolfo Santoso (Penyuluhan Pertanian)
5. Lathifanisa Kamil (Agribisnis)
6. Michel Gustia Malyona (Agribisnis)
7. Yolanda Lauzy Fadila (Ilmu Tanah)
8. Fahmi Lubis (Teknik Sipil)
9. Fauzan Al Munawar (Teknik Elektro)
10. Muhammad Ridho Kurnia (Teknik Elektro)
“Teknologi EWS ini diharapkan menjadi alat yang sangat bermanfaat oleh Masyarakat,” tutup Popy Kurniawan.